Dunia,
terlebih dunia islam terus menerus diusik dengan isu emansipasi wanita.
Para penggerak emansipasi wanita sering kali menyuarakan kesamaan
gender, lelaki menyamai wanitaan sebaliknya juga demikian. Sebagaimana
lelaki boleh menjadi pemimpin maka mereka juga menuntut agar wanita juga
boleh menjadi pemimpin.
Saya tidak ingin berdebat dalam urusan
ini, saya hanya ingin bertanya: bila kaum lelaki di perumahan atau
kampung bertugas ronda malam, apa para penggerak emansipasi juga akan
mengusulkan agar wanita juga bertugas ronda malam?
Bila di tempat-tempat umum kaum lelaki disediakan tempat untuk buang
air kecil ( kencil) dengan berdiri, maka apakah para penggerak
emansipasi juga akan memperjuangkan agar kaum wanita disiapkan tempat
untuk buang air kecil dengan berdiri?
Bila kaum wanita melahirkan anak, apa mereka juga akan mengusulkan agar lelaki juga hamil lalu melahirkan anak?
Bila wanita setiap bulan datang bulan, apa mereka juga akan
memperjuangkan agar lelaki setiap bulan juga mengalami pendarahan dengan
cara apapun?
Bila kaum wanita menggunakan make up, lip stik,
pemerah pipi dll, apakah para pejuang emansipasi juga akan menuntut agar
kaum lelaki melakukan hal yang sama?
Fitrah, kodrat dan akal
sehat setiap insan pasti mengakui adanya perbedaan lelaki dan wanita.
Dan sudah barang tentu perbedaan ini menyebabkan adanya perilaku, hak
dan tanggung jawab masing masing. Ada amalan yang cocok dan hanya bisa
dilakukan oleh kaum lelaki, semisal kencing berdiri, demikian juga, ada
amalan yang hanya pantas dilakukan oleh wanita, semisal memakai merah
bibir dan pipi.
Dan diantara hal yang hanya patut dilakukan
oleh lelaki selaras dengan kodrat mereka, ialah menjadi pemimpin ummat,
baik dalam skup yang sempit yaitu dalam rumah tangga sebagaimana
ditegaskan pada ayat berikut:
Lelaki adalah pemimpin kaum wanita karena kelebihan yang Allah berikan
kepada kaum lelaki diatas kaum wanita dan karena harta yang mereka
belanjakan. ( an Nisa 34)
Demikian pula dalam kepemimpinan yang
berskala luas yaitu sebagai kepala negara atau khalifah. Rasulullah
shallallahu alaihi wa sallam bersabda: